Sistem Penyediaan Pakan

2017-12-05 6:11am

Sistem Penyediaan Pakan

Pakan ruminansia sebagian besar masih menggunakan bahan pakan lokal. Hijauan sebagai sumber bahan pakan utama masih menjadi andalah peternak dalam mencukupi kebutuhan energi ternak. Namun demikian ketersediaan dan kualitas hijauan merupakan masalah utama dalam penyediaan pakan di Indonesia.

Pada musim hujan ketersediaan hijauan di Indonesia cukup tersedia bahkan berlebih, namun pada musim kemarau hijauan menjadi langka. Pada saat hijauan berlebih, peternak mestinya memanfaatakan hijauan dengan mengolahnya menjadi hay (hijauan kering), silase atau pengolahan lainnya, sehingga dapat disimpan dan dimanfaatkan pada saat kelangkaan hijauan. Namun keterampilan peternak masih sangat rendah sehingga hanya sebagian kecil saja yang dapat melakukannya.

Disamping ketersediaan hijauan yang fluktuatif mengikuti musim, kualitas hijauan di Indonesia relatif rendah. Seperti halnya di daerah tropis, pertumbuhan untuk mencapai fase genertif sangat cepat, sehingga hijauan yang dipanen cenderung mengandung protein yang rendah dan kandungan serat kasar yang tinggi. Rendahnya penggunaan pupuk pada lahan hijauan semakin menyebabkan rendahnya kualitas hiajauan. Disamping itu sebagian besar peternak masih sangat mengandalkan hijauan alam (rumput alam) yang kualitasnya sama sekali tidak dapat dikontrol.

Penggunaan konsentrat untuk ransum ternak ruminansia di Indonesia masih didominasi oleh bahan baku lokal. Hal ini memungkinkan karena ternak ruminansia tidak terlalu menuntut bahan baku dengan kandungan nutrien yang tinggi. Beberapa bahan baku yang umum digunakan dalam konsentrat ternak ruminansia adalah onggok, dedak padi, polar dan jagung sebagai sumber energi serta bungkil sawit, bungkil kelapa serta ampas tahu sebagai sumber protein. Namun demikian, permasalahan utama penyediaan konsentrat adalah ketersediaan yang fluktuatif serta kualitas bahan baku yang tidak stabil. [igp]