Konsentrat

2017-12-08 9:06am

Konsentrat

Bahan pakan konsentrat adalah bahan pakan yang mengandung energi dan protein tinggi serta kandungan serat yang rendah. Bahan pakan konsentrat terdiri dari biji-bijian/serealia, umbi-umbian, serta limbah industri pertanian (agroindusty wastes).

Kualitas bahan pakan konsentrat ditentukan oleh beberapa hal antara lain:

  1. Proses pengolahan
  2. Komposisi nutrisi
  3. Palatabilitas
  4. Kontaminasi
  5. Proses penyimpanan

Proses pengolahan berpengaruh terhadap kulitas bahan pakan. Bahan konsentrat yang berasal dari limbah industri pertanian terdiri dari bungkil dan ampas. Bungkil adalah limbah hasil ekstrasi minyak dari suatu bahan, misalnya bungkil kedelai, bungki kelapa, bungkil inti sawit dan lain sebagainya. Bungkil umumnya mengandung protein yang tinggi serta kaya akan mineral, sedangkan ampas adalah limbah industri pertanian yang beasal dari proses ektrasi sari pati suatu bahan, misalnya ampas singkong (onggok), ampas tahu, ampas sagu dan lain sebagainya. Kandungan nutrien ampas lebih rendah dari bungkil, serta memiliki serat yang lebih tinggi.

Komposisi nutrisi bahan pakan menentukan kualitas bahan pakan tersebut. Kandungan nutrien yang digunakan dalam penentuan kulitas adalah nutrien makro seperti karohidrat/energi, protein, lemak serta pati, disamping itu kandungan mineral baik makro maupun mikro, serta vitamin. Penetuan kandungan nutrien makro dapan dilakukan dengan analisis proksimat. Analisis proksimat terdiri dari bakan kering, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrat tanpa nitrogen (BETA-N).

Serat kasar berhubungan negatif dengan kualitas, semakin tinggi serat kasar maka kualitas bahan pakan tersebut semakin rendah.

Palatabilitas adalah daya suka ternak terhadap suatu bahan pakan. Kesukaan ini dipengaruhi oleh komposisi nutrisi, bentuk fisik, rasa, serta kandungan anti nutrisi. Bahan pakan yang berkualitas akan memberikan palatabilitas yang tinggi, sebaliknya bahan pakan yang palatabilitasnya rendah dianggap kurang berkualitas. Kandungan nutrisi mempengaruhi palatabilitas. Pakan yang mengandung energi dan protein tinggi lebih disukai dibandingkan yang rendah, sebaliknya kadar serat memberikan palatabilitas yang rendah. Bentuk fisik seperti tekstur, warna, bau, juga mempengaruhi palatabilitas. Ayam lebih menyukai butiran jagung yang berwarna cerah dibandingkan jagung dalam bentuk tepung dan berwarna pucat. Anti nutrisi juga mempengaruhi palatabilitas. Biji kedelai utuh yang mengandung tripsin inhibitor memiliki palatabilitas yang rendah dibandingkan dengan bungki kedelai, atau shorgum yang mengandung tannin yang tinggi akan dikonsumsi lebih rendah dibandingkan dengan sgorgum yang mengandung tannin yang rendah. Pada level tertentu, anti nutrisi juga akan mengganggu pencernaan dan kesehatan ternak.

Kontaminasi benda asing sangat mempengaruhi palatabilitas. Onggok yang diplasukan dengan pasir laut akan memiliki palatabilitas yang rendah, semikian juga dengan bungkil inti sawit yang banyak mengandung tempurung sawit daya konsumsinya akan rendah.

Prose penyimpanan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas konsentrat. Penyimpanan yang kurang baik seperti lembab, kotor, sirkulasi udara yang tidak baik menyebabkan bahan pakan menjadi rusak, terkena jamur, pada akhirnya kandungan nutrisinya berubah. Hal ini sangat mengganggu kualitas bahan pakan. [igp]